Sepenggal
cerita untuk mewakili perasaan mereka yg telah salah membanggakan seseorang..
Hari
itu tepat dimana seminggu sebelum hari jadian si neno, hal dimana semuanya
berawal. Sama seperti cowok pada umumnya, neno agak merasa aneh dengan
hubungannya yg kian tak terbuka dengan nini akhir-akhir ini. Entah kenapa, tapi
itulah yg dirasain oleh neno yg cuma bisa menyimpan keanehan dalam hubungannya.
Gimana neno gak ngerasa aneh, nini yg dulunya kalo dengerin atau bahas soal
neno pasti selalu ngerasa senang dan excited. Tapi akhir-akhir ini, nini seakan
ngejauh dan ngasih jarak.. dengan berbagai alasan. ini lah, itu lah..
Dasarnya
neno emang gak biasa buat maksa ngatur2 hidup orang. Ngeliat nini seperti itu,
neno hanya bisa diam dan memperhatikan, sesekali neno juga memberikan
pertanyaan2 yg menyinggung soal perubahan nini yg kian menjadi. 'Syg, besok ada
acara gak?', neno mengajak nini buat keluar bareng ama temennya, meskipun neno
udah tau kalo yg dia dapatkan nantinya penolakan seperti biasanya, neno tetap aja ngajak nini. 'Maaf, syg.. aku gak bisa. Besok aku ada ini..', jawab
nini. 'Yaudah kalo gitu.. kamu hati2 ya'.
Hari
demi hari, neno ngebiarin semua itu dilalui dengan rasa begonya, melihat setiap
langkah perubahan yg terjadi pada nini, memperhatikan namun tak berani menegur,
diam tapi seakan ingin bungkam, semua yg dirasain neno membuat neno mulai ragu
dengan keberadaan nini di hubungan mereka.
Sampai
dimana neno mulai bosan dengan keanehan dan ketidakjelasan yg selama ini
membumbung dalam benaknya, akhirnya neno mulai mengeluarkan sedikit demi
sedikit yg membuat fikiran dan hatinya terasa sesak. Neno yg dulunya cuma nanya seperlunya, akhirnya makin gak karuan kalo nanya, yg dulunya sering ngasih kabar, akhirnya
mulai menaruh jarak, dan yg dulunya selalu percaya, akhirnya jadi curiga.
Semua
perlakuan itu, karna apa? Karna neno mulai merasa takut kehilangan sosok yg
sangat dibanggakannya. Neno ingin melihat sejauh mana dia bisa mengambil peran
dalam hubungan mereka, neno ingin tau apa pentingnya hubungan mereka bagi nini,
dan neno ingin tau semua yg membuat nini berubah. Tapi apa daya, semua itu
diterimanya dengan negatif dan menganggap hal itu adalah kebodohan neno dalam
mengambil langkah. Katanya inilah, katanya itulah.. dan mengeluarkan semua
pendapat yg menurut dia benar, tanpa menelaahnya dengan logika dari apa yg
dilakukan oleh neno.
Neno
yg melihat respon nini seperti itu hanya mampu terdiam dan kembali seperti pada
awalnya. Mengikuti semua yg diinginkan oleh nini, namun tetap berusaha
mempertahankan tanpa mengikis rasa takut kehilangan itu dan membuang ego yg
dimilikinya. Neno ngikutin apa aja yg nini katakan, dan berujung pada satu
kata dimana neno sendiri tak menyangka kalo nini akan ngomong seperti itu..
nini minta hubungannya untuk berakhir, namum neno berusaha mempertahankan
dan menyuruh nini untuk kembali menenangkan diri agar dapat mengambil
keputusan dengan perasaan tenang, tapi untuk kesekian kalinya, nini tetap
mempertahankan egonya..
Saat
itu juga, semua yg neno bangun dari hal kepercayaan, rasa bangga, sayang, rasa
takut kehilangan mampu dengan mudahnya memancing kekecewaan neno dan membuatnya
beranggapan bahwa dia telah salah membanggakan seseorang meski dengan penuh keraguan
yg masih tersimpan rapi dalam fikiran..
PS: Hal
yg bisa dipetik dari cerita diatas ialah, jangan pernah menyalah artikan
kecurigaan seseorang yg peduli, toh kecurigaan bisa muncul bukan tanpa sebab tapi karna adanya perubahan yg mendasari. "Ada saatnya nanti kau akan sadar bahwa
kecurigaan adalah bentuk perhatian yg tertinggi dalam suatu hubungan.."
No comments
Post a Comment
Makasih udah mau luangin waktunya buat baca postingan/kebegoan gue. Jangan lupa tinggalin jejak kalian, ya..
Without readers, this blog is nothing. Mwehehe. :))
Best regards, pejantannokturnal.