Saturday, September 3

Sang Senja Belati Ifrit

Share:
Ingatkah kau ketika melewati kisah bersamaku?
Menjadi pena dari kertas putih yang kita ramu
Menikmati setiap hina dari manusia penuh sandiwara
Jatuh dalam alunan pertemuan
Pertemuan magis membawa diri ke dunia fana nun jauh disana

Ingatkah kau ketika kita berbagi sakit?
Sakit yang menjadi rakit menuju parit kedewasaan sedikit rumit
Hiruk derai bait rupa lawan sengit
Bersama fantasi mistis dalam frustasi yang tak habis

Kau sang belati ifrit
Menyayat dengan harapan berbelit
Luka yang ada selalu menjadi darah
Beku bukan berarti tak berangan
Hanya saja tersimpan untuk satu denyutan

Keluhmu kan selalu terngiang di gendang telinga
Senyum manismu begitu mudah hinggap disetiap jenaka
Tatapmu tajam menembus relung sepi
Kaulah indah yang datang tanpa permisi

Kau bagai sebaris senja di ufuk mata
Indah,
Namun hilang dibalik langit dan bukit tanpa pamit..
...
Juga tak henti-henti menitip pahit



Makassar, agustus 2012

10 comments

  1. Ifrit itu bukannya jin ya? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan, mba..
      Doi mas2 jual baskom keliling deket rumah.. Hehehe

      Delete
  2. Katakan sejujurnya ifrit itu siapa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dia itu temen maen klereng gue, bang..

      Delete
  3. No comment dah! Mantap...
    -jevonlein.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks btw :)
      Lo emang paling bisa, jev..

      Delete
  4. Udah lama gak main ke sini, dan langsung disuguhi puisi mantap!

    Terinspirasi dari kisah nyata?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks, bang :)

      Sedikit banyak trinspirasi dari kisah nyata, bang..

      Delete

Makasih udah mau luangin waktunya buat baca postingan/kebegoan gue. Jangan lupa tinggalin jejak kalian, ya..

Without readers, this blog is nothing. Mwehehe. :))

Best regards, pejantannokturnal.

© 2012 - Pejantan Nokturnal's digital diary
Maira Gall